Highway Legends: Petualangan Gila di Jalan Raya Menuju Jackpot!

Highway Legends

Highway Legends

Highway Legends – Debu jalanan menempel di jaket kulit, bau kopi murah dari rest area masih menusuk hidung. Tiga ratus kilometer lebih udah gue tempuh, mata pedih, punggung pegel minta ampun. Tapi semua itu nggak seberapa dibanding rasa penasaran yang menggelitik di dada. Malam ini, gue berniat membuktikan satu hal: mitos Highway Legends itu beneran ada apa cuma bualan para penjudi kelas teri.

Dulu, kakek sering banget cerita tentang Highway Legends. Katanya, di balik lampu neon pom bensin dan hamparan aspal yang nggak berujung, tersembunyi mesin slot yang bisa mengubah hidup seseorang dalam semalam. Mesin itu bukan sembarang mesin. Konon, dia punya algoritma unik, semacam cheat code alam semesta yang cuma bisa diakses sama orang-orang tertentu. Orang-orang yang katanya punya “feeling” kuat dan intuisi tajam. Gue? Well, gue cuma anak muda biasa yang pengen ngerasain sensasi jadi jutawan dadakan.

Modal nekat dan tabungan hasil kerja serabutan selama setahun, gue memutuskan untuk memulai perjalanan gila ini. Rencananya sederhana: menyusuri jalan-jalan utama di Jawa, dari kota ke kota, dari warung kopi ke warung kopi, sampai akhirnya menemukan “mesin impian” itu. Emang kedengarannya kayak misi bunuh diri, sih. Tapi, hei, hidup ini kan emang judi, kan?

Perhentian pertama: sebuah warung kopi remang-remang di pinggiran Cirebon. Udara malam dingin menusuk tulang, tapi suasana di dalam warung lumayan hangat. Beberapa bapak-bapak asyik main domino, sementara yang lain sibuk dengan handphone masing-masing. Gue pesan kopi item tanpa gula, sambil mengamati sekeliling. Nggak ada tanda-tanda keberadaan “mesin impian”.

“Nyari apaan, Mas?” suara bariton mengagetkan gue. Seorang bapak dengan kumis tebal dan mata yang menyipit menatap gue penuh selidik. Gue mencoba tersenyum ramah. “Eh, nggak kok, Pak. Cuma lagi nyari inspirasi aja,” jawab gue, sedikit gugup. Bapak itu tertawa kecil. “Inspirasi? Di warung kopi kayak gini? Inspirasi nyari duit, ya?” Dia seolah bisa membaca pikiran gue. Mungkin bapak ini salah satu Highway Legends, siapa tahu?

Percakapan berlanjut. Bapak itu, yang ternyata bernama Pak Darmo, bercerita tentang pengalamannya berjudi. Dia mengaku pernah menang besar, tapi lebih sering kalah. “Judi itu kayak narkoba, Mas. Sekali nyoba, susah berhentinya. Menang sekali, pengen menang lagi. Kalah sekali, pengen balikin modal,” ujarnya bijak. Kata-kata Pak Darmo bikin gue merenung. Apa yang sebenarnya gue cari? Apakah cuma sekadar uang, atau ada hal lain yang lebih penting?

Setelah beberapa jam ngobrol sama Pak Darmo, gue memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Pak Darmo cuma berpesan satu hal: “Hati-hati di jalan, Mas. Jalan raya itu nggak cuma aspal dan lampu. Ada banyak cerita di baliknya.”

Beberapa hari berikutnya, gue terus menyusuri jalan raya. Dari Cirebon, gue menuju Semarang, lalu ke Surabaya. Setiap kali berhenti di rest area atau warung kopi, gue selalu mencoba mencari informasi tentang Highway Legends. Hasilnya nihil. Kebanyakan orang cuma tertawa mendengar cerita gue. Ada juga yang bilang gue gila. Tapi, gue nggak menyerah. Gue yakin, di suatu tempat, mesin itu pasti ada.

Di sebuah pom bensin di dekat Mojokerto, gue bertemu dengan seorang sopir truk bernama Mas Broto. Orangnya tinggi besar, tapi ramah. Dia cerita tentang pengalamannya sebagai sopir truk selama bertahun-tahun. “Jalan raya ini rumah kedua saya, Mas. Saya udah lihat macam-macam di sini. Dari kecelakaan maut sampai kisah-kisah lucu,” ujarnya. Mas Broto juga tahu tentang Highway Legends. Tapi, dia nggak percaya sama mitos itu. “Itu cuma omong kosong, Mas. Nggak ada mesin slot yang bisa bikin kaya mendadak. Yang ada cuma kerja keras dan doa,” katanya.

Meskipun begitu, Mas Broto memberikan gue satu petunjuk. “Coba deh, Mas, cari di daerah Pantura. Dulu, saya pernah dengar cerita tentang sebuah warung remang-remang di sana. Katanya, di warung itu ada mesin slot yang sering kasih jackpot.”

Pantura. Nama itu terdengar seperti panggilan dari takdir. Tanpa pikir panjang, gue langsung memacu mobil menuju Pantura. Jantung gue berdebar kencang. Mungkinkah ini akhir dari pencarian gue?

Setelah berjam-jam menyetir, akhirnya gue sampai di sebuah warung remang-remang yang lokasinya persis seperti yang diceritakan Mas Broto. Warung itu tampak sepi dan kumuh. Lampu neonnya berkedip-kedip nggak jelas. Suara musik dangdut koplo terdengar sayup-sayup dari dalam warung. Dengan ragu, gue melangkah masuk.

Di dalam warung, gue melihat beberapa orang sedang minum bir dan bermain kartu. Di sudut ruangan, gue melihat sebuah mesin slot tua yang berdebu. Mesin itu tampak nggak terawat. Tapi, ada sesuatu yang menarik perhatian gue. Sebuah aura misterius terpancar dari mesin itu. Apakah ini “mesin impian” yang selama ini gue cari?

Gue mendekati mesin itu dengan hati-hati. Gue perhatikan setiap detailnya. Tombol-tombolnya sudah usang, layarnya buram. Tapi, ada satu hal yang membuat gue yakin. Insting gue berkata bahwa mesin ini adalah mesin yang spesial. Gue memasukkan beberapa koin ke dalam mesin. Jantung gue berdebar semakin kencang. Gue menekan tombol “spin”.

Roda-roda di mesin itu berputar dengan lambat. Gue menahan napas. Perlahan-lahan, roda-roda itu berhenti. Dan… JACKPOT! Layar mesin itu menyala terang. Suara denting koin memenuhi ruangan. Gue nggak percaya dengan apa yang gue lihat. Gue menang jackpot!

Gue langsung memeluk mesin itu erat-erat. Gue tertawa dan menangis secara bersamaan. Mimpi gue akhirnya jadi kenyataan. Gue berhasil menemukan Highway Legends. Gue berhasil menjadi jutawan dadakan.

Tapi, kebahagiaan gue nggak berlangsung lama. Setelah gue mendapatkan uang jackpot itu, gue mulai berubah. Gue jadi sombong dan boros. Gue menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang nggak penting. Gue lupa dengan tujuan awal gue. Gue lupa dengan pesan Pak Darmo dan Mas Broto.

Beberapa bulan kemudian, uang gue habis. Gue kembali menjadi orang biasa. Bahkan, lebih buruk dari sebelumnya. Gue terlilit hutang dan depresi. Gue menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Highway Legends.

Sekarang, gue kembali ke jalan raya. Tapi, kali ini bukan untuk mencari jackpot. Melainkan untuk mencari jati diri. Gue sadar, uang bukanlah segalanya. Kebahagiaan sejati nggak bisa dibeli dengan uang. Kebahagiaan sejati adalah ketika kita bisa bermanfaat bagi orang lain.

Gue masih ingat kata-kata Pak Darmo: “Judi itu kayak narkoba, Mas. Sekali nyoba, susah berhentinya.” Gue sadar, gue telah kecanduan judi. Tapi, gue bertekad untuk berhenti. Gue ingin memulai hidup baru. Hidup yang lebih baik.

Perjalanan gue sebagai Highway Legends memang penuh dengan lika-liku. Ada kegembiraan, ada kekecewaan, ada penyesalan. Tapi, gue nggak menyesal telah menjalani perjalanan ini. Karena, dari perjalanan ini, gue belajar banyak hal tentang hidup. Gue belajar tentang arti kerja keras, kesabaran, dan arti sebuah persahabatan.

Mungkin, Highway Legends itu memang beneran ada. Tapi, bukan dalam bentuk mesin slot yang bisa memberikan jackpot. Melainkan dalam bentuk pelajaran hidup yang bisa kita dapatkan di sepanjang jalan. Dan gue, adalah salah satu orang yang beruntung bisa merasakan pelajaran itu. Sekarang, pertanyaannya adalah, apa kamu berani mengambil risiko dan menulis legenda jalan raya versimu sendiri? Siapa tahu, di balik tikungan selanjutnya, jackpotmu sedang menanti. Tapi ingat, jangan sampai lupa diri, ya!

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *